MEMOTIVASI KARYAWAN
MEMOTIVASI KARYAWAN
Selama ini isu motivasi telah menjadi isu krusial bagi pihak manajemen ketika menghadapi kenyataan bahwa performance karyawan tidak sesuai dengan yang diharapkan di mana penyebabnya bukan karena faktor-faktor kemampuan dari si karyawan (misalnya, keahlian atau kecerdasan) ataupun faktor-faktor lain seperti sarana kerja dan kesempatan. Namun pertanyaan ‘Bagaimana cara memotivasi karyawan?’, pada kenyataannya masih menjadi salah satu pertanyaan terbesar di banyak benak pihak manajemen perusahaan. Akibatnya pihak manajemen harus terus-menerus menyimpan PR isu ini dan ketika berhadapan dengan masalah ini, manajemen mencoba-coba melakukan sesuatu yang hasilnya seringkali tidak memuaskan. Tidak jarang akhirnya manajemen ‘memaksa’ karyawan untuk perform dengan menggunakan basis ‘power’ yang dimilikinya.
Analisis :
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia, dan merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik, mungkin pula tidak. Maka hal tersebut merupakan salah satu tugas dari seorang pimpinan untuk bisa memberikan motivasi (dorongan kepada bawahannya agar bisa bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan. Motivasi memang bukan sesuatu yang mudah untuk diambil manfaat praktisnya dan dipraktekkan dalam konteks organisasi karena menyangkut aspek kepribadian terdalam manusia yang terbangun dari latar belakang tumbuh kembang seseorang sepanjang hidup. Apalagi bila pihak manajemen tidak punya cukup pemahaman tentang ilmu perilaku, maka semakin sulit untuk menyelami apa yang dapat membuat seorang karyawan menunjukkan intensitas dan persistensi usaha yang tinggi dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Mengapa kita harus memotivasi karyawan? Jawabannya adalah kelangsungan hidup (Smith, 1994). Motivasi karyawan diperlukan di sebuah tempat kerja. Memotivasi karyawan membantu organisasi bertahan. Memotivasi karyawan akan membuat perusahaan membuat sebuah hasil kerja yang lebih produktif. Untuk menjadi lebih efektif, manajer harus memahami apa yang akan membuat karyawan termotivasi dengan hal yang tentunya berhubungan dengan peran yang mereka lakukan. Dari semua fungsi manajer melakukan, memotivasi karyawan adalah yang paling kompleks. Ini karena ada fakta bahwa motif karyawan berbuah konstan (Bowen & Radhakrishna, 1991). Apabila karyawan termotivasi maka akan meningkatkan kreatifitas mereka serta dapat menjadikan mereka lebih berprestasi.
Abraham H. Maslow berpendapat bahwa kondisi manusia berada dalam kondisi mengejar yang bersinambungan. Pada teori ini dijelaskan bahwa kebutuhan manusia dapat disusun secara hirarki. Kebutuhan paling atas menjadi motivator utama jika kebutuhan tingkat bawah semua sudah terpenuhi. Jadi dapat dikatakan jika satu kebutuhan dipenuhi, langsung kebutuhan tersebut diganti oleh kebutuhan lain. Makin tinggi tingkat kebutuhan, makin tidak penting ia untuk mempertahankan hidup dan makin lama pemenuhan dapat ditunda. David C. McClelland mengemukakan kebutuhan berprestasi sebagai motivasi dalam pelaksanaan pekerjaan. Kebutuhan ini memerlukan dan mengharuskan seseorang pekerja melakukan kegiatan belajar untuk menguasai ketrampilan/keahlian yang memungkinkan seorang pekerja mencapai suatu prestasi. Sedangkan teori Kebutuhan dari Mcclelland tentang Teori Keadilan (Equity Theory), didasarkan tindakan keadilan diseluruh lapisan serta obyektif di dalam lingkungan perusahaannya. Faktor utama motivasi kerja adalah evaluasi individual terhadap keadilan penghargaan yang diterima.
Sumber :
http://www.scribd.com/share/upload/10298934/p9qfxd5ghs5bzocyful
http://kuliahkomunikasi.com/tag/teori-motivasi/
http://alumnifatek.forumotion.com/interpreneur-motivasi-f30/teori-motivasi-t595.htm
0 komentar:
Posting Komentar